Entri Populer

Kamis, 12 Mei 2011

Trisakti 12 Mei

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, leher, dan dada.
 mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial Asia. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke gedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.
Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju gedung DPR/MPR pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri--militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.
Akhirnya, pada pukul 17.15 para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke RS Sumber Waras.
Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brigade Mobil Kepolisian RI, Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam seta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Styer, dan SS-1.
Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam.

Senin, 11 April 2011

Dampak Narkoba Bagi Remaja

Apa yang disebut NARKOBA
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
• Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
• Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
• Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.
Jenis Narkoba menurut efeknya
Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
Penyalahgunaan Narkoba
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. - maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.
Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
  1. coba-coba
  2. senang-senang
  3. menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
  4. penyalahgunaan
  5. ketergantungan
Dampak penyalahgunaan Narkoba
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
 Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Bahaya bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
Apa yang masih bisa dilakukan?
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 - 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP MORALITAS REMAJA

Perubahan zaman dan kemajuan teknologi ternyata membawa dampak negatif di kalangan sebagian remaja di Indonesia, bila mereka tidak siap menghadapinya. Remaja yang dimaksud di sini adalah kebanyakan mereka yang masih dalam tahap belajar di tingkat SMP dan SMA. Pengaruh teknologi terhadap remaja masa kini oleh Albertina Sakukuret Perubahan zaman di sini menurut saya di lihat dari segi pakaian yang sudah mulai meniru budaya asing, tapi sebenarnya tidak masalah asal kita bisa menyesuaikan situasi dan lingkungan kita berada agar tidak terkesan ketinggalan zaman dari teman – teman lainnya. Pakaian sederhana, menarik, dan sopan itu sudah lebih cukup tidak perlu mahal. Pengaruh Teknologi Terhadap Remaja Masa Kini oleh Albertina Sakukuret Pergaulan bebas (keluar malam – pulang pagi) yang nama kerennya di kalangan remaja adalah "Mulaibo" tanpa ada rasa takut kena marah dari orang tua. Hal ini sudah menjadi kebiasaan remaja masa kini yang mempengaruhi seseorang menjadi malas, karena memang mata mengantuk banyak bergadang, akibatnya adalah malas pergi ke sekolah.
Oleh sebab itu cepat atau lambat, benar atau tidak ini merupakan kenyataan yang harus kita terima. Bahwaa dunia akan berubah bagaikan sebuah bumi perkemahan global. Setiap kemah terbuat dari kaca – kaca bening yang dapat menerabos pengelihatan tanpa ada halangan dan para penghuninya pun tak mampu bersembunyi dari pandangan penghuni yang lain. Dengan teknologi dimanapun kita berada, dinegara manapun kita berada, kita dapat mengetahui informasi-informasi, seluk beluk atau kejadian – kejadian ditempat lain seakan – akan ada ditempat sekeliling kita.
Itulah kemajuan ilmu pengetahuan terutamanya teknologi dibidang informasi, yang telah mengiring umat manusia menjadi suatu kesatuan, diantaranya yang sudah tidak asing lagi bagi kita yakni ; TV, Hand Phone dan Internet. Inilah yang menyajikan kepada kita kekuatan daya imajinasi da teknologi kom,unikasi yang memungkinkan tersebarnya informasi dalam kualitas yang hampir sempurna dalam waktu yang sangat cepat .
Dengan internet akan mempermudah akses informasi. Internet saat ini bukanlah barang mewah lagi, atau barang antik Internet saat ini sudah menjadi menu budaya manusia sehari – hari. Bila kita dapat mengejar dan mampu menguasainya, bahkan buta dan tak mampu menangkap arah zaman, niscaya kita akan menjadi sasaran Gombalisasi mereka yang menguasai teknologi, dan kita akan dianggap maeka dengan sebutan "Gaptek".
Mereka menyalah gunakan fungsi teknologi yang berkembang saat ini. Dengan internet seorang dapat melakukan apa saja, kejahatan dalam teknologi makin merajalela, budaya - budaya asing yang tidak normatif mudah kita dapat, sehingga sangat mudah untuk mempengaruhi budaya – budaya lokal. Dan akhirnya akan mengeliminasi budaya lokal dan lebih mengunggulkan budaya – budaya baru yang tidak normatif. Dengan adanya internet saat ini generasi bangsa kita khususnya pemuda mengalami degradasi moral.
karena para pemuda / pelajar pengguna jaringan teknologi informasi (Internet) tidak mengakses suatu hal yang sewajarnya. Mereka telah memanfaatkan dengan menyalah gunakan kecanggihan teknologi dengan mengakses galery – galery yang bernuansa porno, yang semuanya itu tidaklah wajar bagi para pengguna khususnya para muda untuk memanfaatkan dengan menyaksikan tayangan – tayangan budaya asing yang tidak normatif. Dan itu telah merusak generasi kita, kalau boleh dikatakan hampir 50 % setiap pengguna kecanggihan teknologi memanfaatkannya dengan mengakses suatu yang tidak sewajarnya.

Rabu, 06 April 2011

5 FAKTA TENTANG "SUKSES" YANG KADANG KITA ABAIKAN

1. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN USIA ANDA !
  • Nelson Mandela, jadi presiden usia 76 tahun
  • Steve Jobbs, jutawan usia 21 tahun
  • Kolonel Sanders (KFC), mulai bisnis umur 65 tahun
  • Winston Churchill, banyak gagal dan hambatan, baru jadi PM Inggris usia 52 tahun.
  • Bill Gates, terkaya di dunia usia 41 tahun

2. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNY…A DENGAN SUKU, AGAMA,BANGSA,
WARNA KULIT DAN KETURUNAN.
  • Obama : Presiden Amerika Serikat saat ini
  • Jenderal Colin Powell, Martin Luther King : kulit hitam
  • Confusius: anak yatim di Cina
  • Charles Dickens : penulis cerita kanak-kanak Inggris, menulis di gudang, banyak naskahnya dibuang ke tong sampah oleh editornya.

3. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN (CACAT) FISIK.
  • Hellen Keller: tuna netra, tuna rungu, penulis dan pendidik terkenal dunia.
  • Shakespeare: cacat kaki, penulis novel.
  • F.D. Roosevelt: terkena polio, presiden 32 AS.
  • Beethoven: tuna rungu, komposer musik.
  • Napoleon Bonaparte : sangat pendek, wajah tidak menarik, pemimpin pasukan penakluk Eropa.
  • Anthony Robbins: Lulusan SMA, kegemukan, merubah persepsi tentang penampilan dan cara diet, menjadi langsing, motivator terkenal dunia.

4. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN
  • Thomas Alfa Edison : pendidikan SD, 2000 paten.
  • Li Ka Shing: berhenti sekolah umur14 tahun, orang terkaya di Hongkong.
  • Henry Ford : tidak pernah duduk di bangku sekolah
  • The Wright Brother : orang biasa dan tidak berpendidikan tinggi, menciptakan pesawat terbang pertama di dunia.
  • Bill Gates, orang terkaya didunia memulai bisnis setelah lulus SMA.
  • Lawrence Ellison : drop out universitas, pendiri Oracle Corp, orang terkaya kedua didunia.

5. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN LATAR BELAKANG KELUARGA
  • Andrew Carnegie : bekerja usia 13 tahun, keluarga sangat miskin, menjadi Raja Besi Baja dunia.
  • Walt Disney : usia 20 tahun pemuda miskin dan tidak terkenal, usia 30 tahun jadi usahawan terkenal.
  • Abrahan Lincoln lahir dari keluarga miskin
  • Napolean Hill dilahirkan di keluarga miskin, ibunya meninggal saat dia kecil, jadi guru motivasi terkenal dunia, bukunya Think and Grow Rich : menjadi acuan pertama bagi para motivator dunia.
  • Bill Clinton : ayahnya meninggal ketika masih kecil, adiknya terlibat obat terlarang.

Jumat, 01 April 2011

Dalam Anugrah

apa yang bisa kta lakukan untuk membalas kasih-Nya, pengorbanan terbesar telah kita terima. apa yang bisa kita buat ?
Ayub 1 : 21 - Kesadaran akan anugrah Tuhan
kesadaran akan anugrah Tuhan membuat kita
1. Memiliki hidup Saleh (ayub 1:1)
menghindari dosa dengan sendirinya, mengucap syukur, hidup menurut kehendak-Nya.
kesadaran akan anugrah Tuhan mengubah hidsup Saulus - Paulus (Gal 2: 20; 6:14)
2. Mengubah cara pandang kita terhadap uang/harta
ayub orang kaya (1:3) tetapi tidak dikuasai oleh hartanya. hartanya hilang ia tertap bersyukur - bandingkan - dengan istri Lot (kej 19:26), harta telah menguasai dirinya sehingga tidak rela meninggalkan sodom -gomora
"sejauh mana kita rela memberi persembahan kepada Tuhan sangat bergantung pada kesadaran kita terhadap anugrah Tuhan"
3.Membuat kita menang atas pencobaan
ayub -artinya - orang yang pernah diuji
ayub menang ay 22 (LAI 1966) " dan barang sesuatupun yang kurang patutpun tiada dikatakannya pada Allah"  (ayub tidak mengeluh-tidak gerundel)
penderitaan akan memunculkan siapa kita sebenarnya... jangan takut kita adalah pemenang (Rm 8:37)

Sabtu, 26 Maret 2011

REFLEKSI PERJALANAN IMAN HIDUP BERKELUARGA

Karena seturut Rencana Allah keluarga telah ditetapkan sebagai ‘persekutuan mesra  kehidupan dan cintakasih’, maka keluarga mengemban misi untuk makin mencapai jatidirinya; yakni: suatu persekutuan kehidupan dan cintakasih, melalui usaha – seperti segala sesuatu yang diciptakan dan ditebus – akan mencapai pemenuhannya dalam Kerajaan Allah. Sambil merefleksikan itu hingga pada urat-akarnya, kita harus mengatakan, bahwa hakekat dan peranan keluarga pada intinya dikonkretkan oleh cinta kasih. Oleh karena itu keluarga mengemban misi untuk menjaga, mengungkapkan serta menyalurkan cintakasih. Dan cintakasih itu merupakan pantulan hidup serta partisipasi nyata dalam cintakasih Allah terhadap umat manusia, begitu pula cintakasih Kristus Tuhan terhadap Gereja MempelaiNya.
Setiap tugas khusus keluarga menjadi ungkapan dan realisasi konkret perutusan yang mendasar itu. Maka kita wajib menggali kekayaan istimewa misi keluarga serta mendalami isinya, yang beraneka- ragam dan sekaligus terpadu.
Begitulah bertolak pada cintakasih dan dengan selalu merujuk kepadanya, Sinode terakhir menekankan empat tugas umum bagi keluarga:
1)      membentuk persekutuan pribadi-pribadi
2)      mengabdi kepada kehidupan
3)      ikut serta dalam pengembangan masyarakat
4)      berperanserta dalam kehidupan dan misi Gereja”
(Paus Yohanes Paulus II:Anjuran Apostolik “Familiaris Consortio”/Keluarga, 22 November 1981 no 17)

1. Membentuk persekutuan pribadi-pribadi

1.1.Cintakasih sebagai prinsip dan kekuatan persekutuan suami-isteri yang tak terceraikan

Dasar persekutuan hidup bersama suami-isteri adalah cintakasih, bukan harta atau tubuh, pangkat, kedudukan, jabatan atau hobby dst.. Maka persekutuan suami-isteri antara lain ditandai dengan saling mengenakan cincin pernikahan; cincin bulat, tiada ujung pangkal, awal dan akhir, melambangkan cintakasih yang tak terbatas dan seutuhnya. Maka suami-isteri berjanji setia untuk saling mengasihi baik dalam untung maupun malang sampai mati alias tidak akan bercerai. Cintakasih juga tidak diketahui awalnya karena cintakasih itu berasal dari Allah, dengan kata lain yang mempertemukan atau menyatukan suami-isteri adalah Allah sendiri, maka Yesus bersabda : “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Mat 19:6).

Perbedaan antara laki-laki dan perempuan, suami dan isteri menjadi daya tarik untuk saling bersatu dan mengasihi. Hendaknya perbedaan ini tidak hanya dipahami secara phisik melulu: alat kelamin, wajah, dst., tetapi juga aneka perbedaan yang lain seperti hati, jiwa dan akal budi juga menjadi daya tarik untuk semakin bersatu dan mengasihi. Perbedaan yang ada di antara kita merupakan karya ciptaan Allah alias anugerah Allah. Bukankah jutaan atau milyardan manusia di dunia ini tidak ada yang sama persis atau identik, meskipun mereka kembar? Bahkan anggota tubuh kita yang berpasangan juga tidak sama persis , misalnya: daun telinga, mata, lobang hidung, buah dada dan buah pelir (kalau tidak percaya coba ukur sendiri!?). Maka ketika muncul perbedaan kata, cara bertindak, selera dst..hendaknya tidak menjadi awal perpecahan melainkan awal membangun persekutuan atau kebersamaan. Memang apa yang berbeda dapat menjadi masalah, tetapi ingatlah bahwa apa yang disebut dengan masalah merupakan sesuatu yang menggerakkan atau menghidupkan kita untuk bertindak atau melakukan sesuatu pula.

Masalah-masalah yang muncul dalam hidup bersama/berdua merupakan kesempatan untuk semakin mengasihi atau memperdalam kasih. Apa itu kasih? “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu  Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. ” (1Kor 13:4-8)      

1.2.Persekutuan suami-isteri” yang melahirkan kehidupan

Cincin yang bulat melambangkan cintakasih yang bulat alias seutuhnya dan diharapkan suami-isteri sungguh saling mengasihi seutuhnya “dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”(Mrk 10:13), sehingga suami isteri menjadi sehati, sejiwa, seakal budi dan sekekuatan atau setubuh (bersetubuh). Persetubuhan merupakan bahasa kasih alias perwujudan saling mengasihi tanpa batas (dalam saling ketelanjangan). “Keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu”(Kej 2:25)  Bukankah saling telanjang berdua menunjukkan bahwa relasih kasih suami-isteri sungguh bebas, terbuka dan seutuhnya?  Dari persetubuhan suami-isteri sebagai perwujudan saling mengasihi atau kasih bertemu kasih ada kemungkinan tumbuh manusia baru atau anak yang tidak lain adalah buah kasih, kehidupan baru yang membahagiakan, menjanjikan penuh harapan, maka disambut dengan ceria, bahagia. Karena kasih atau kehidupan baru tersebut merupakan anugerah Allah alais hadiah/anugerah atau kado dari Allah, maka selayaknya ia kita layani atau abdi sebaik mungkin. 

2. Mengabdi kepada kehidupan

2.1.Partisipasi dalam karya penciptaan Allah

Dengan hubungan seksual sebagai perwujudan kasih yang memungkinkan kelahiran seorang anak,  suami-isteri berarti berpartisipasi dalam karya penciptaan Allah. "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej 1:28). Menciptakan berarti bergairah dan penuh harapan, maka hendaknya suami-isteri senantiasa dalam keadaan sehat wal’afiat, bergairah, gembira dan penuh harapan. Bukankah jika kita dalam keadaan stress atau tertekan, lebih-lebih bagi perempuan kemungkinan untuk hamil kecil atau dapat terjadi keguguran kandungan? Kita adalah murid-murid atau pengikut Yesus Kristus, Pewarta Gembira, maka selayaknya kita senantiasa bergembira.

Pada masa kini partisipasi dalam karya penciptaan Allah merupakan bentuk “Pro Life Movement” (Gerakan Penyayang Kehidupan) alias anti aneka macam bentuk pengguguran kandungan atau aborsi maupun aneka bentuk penghalang kehamilan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Bagi suami-isteri hal ini antara lain berarti: (1) hubungan seksual sungguh merupakan perwujudan kasih bukan sekedar mengikuti gairah seksual belaka, dan (2) terbuka kemungkinan terjadi pembuahan dalam hubungan seksual, yang melahirkan seorang anak. Dengan kata lain suami-isteri Katolik selain menghayati diri anti aborsi, juga dipanggil untuk mewartakan Gerakan Penyayang Kehidupan atau memberantas gerakan dan tindakan aborsi.    
2.2.Pendidikan anak

Anak sebagai anugerah Tuhan harus dididik, dikembangkan atau dirawat/dipelihara sesuai dengan kehendak Tuhan. Anak diciptakan, diadakan, dilahirkan dan dibesarkan dalam dan oleh kasih, dan hanya dalam dan oleh kasih juga anak dapat tumbuh berkembang sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Cintakasih itu bebas alias tidak terbatas, sebaliknya kebebasan dibatasi oleh cintakasih, dengan kata lain kita dapat bertindak apapun asal tidak berlawanan dengan atau melanggar cintakasih. Cintakasih yang benar antara lain senantiasa menghormati dan menjunjung tinggi harkat martabat manusia, maka segala bentuk pelecehan atau perendahan harkat martabat manusia berlawanan dengan cinta kasih dan tidak bebas lagi. Karena masing-masing dari kita diadakan, diciptakan, dilahirkan dan dibesarkan dalam dan oleh kasih dan karena kita adalah warta gembira yang selalu gembira, demikian pula dalam mendidik dan mendampingi anak juga harus dalam kegembiraan, itulah cintakasih dan kebebasan, bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.

Dalam mendidik anak agar menjadi cerdas atau berprestasi, berikut saya kutipkan duabelas hukum Rimm, kiranya dapat menjadi bantuan untuk mawas diri:

Hukum Rimm tentang Prestasi:
  1. Anak-anak lebih cenderung berprestasi jika para orangtua mereka bekerja sama dalam memberi pesan yang jelas dan positif yang seragam tentang bagaimana seharusnya mereka belajar dan apa harapan-harapan orangtuanya terhadap mereka.
  2. Anak-anak dapat mempelajari perilaku yang baik dan pantas dengan lebih mudah jika mereka memiliki teladan-teladan efektif untuk ditiru
  3. Pendapat yang dikatakan oleh orang-orang dewasa kepada satu sama lain tentang seorang anak yang didengar oleh anak itu, sangat berdampak pada perilaku dan cara anak itu memandang dirinya.
  4. Jika orangtua memberi reaksi berlebihan terhadap keberhasilan dan kegagalan anak-anaknya, anak-anak itu akan cenderung mengalami tekanan batian yang kuat karena mereka berusaha mati-matian untuk berhasil. Mereka juga akan mengalami keputusasaan dan kekecewaan jika mengalami kegagalan.
  5. Anak-anak merasakan lebih banyak ketegangan sewaktu mereka mengkhawatirkan pekerjaan daripada saat mereka melakukan pekerjaan itu.
  6. Anak-anak mengembangkan rasa percaya diri melalui suatu proses
  7. Kekurangan dan kelebihan sering menunjukkan gejala-gejala yang sama
  8. Anak-anak mengembangkan rasa percaya diri dan rasa penguasaan diri internal jika mereka diberi wewenang, dalam porsi yang lambat laun semakin besar, selama mereka menunjukkan kedewasaan dan tanggungjawab.
  9. Anak-anak akan menjadi pemberontak jika satu orang dewasa bergabung dengan mereka melawan seorang orang tua atau guru, karena hal itu membuat mereka merasa lebih berkuasa dari orang dewasa.
  10. Orang-orang dewasa seharusnya menghindari konfrontasi dengan anak-anak kecuali jika mereka cukup yakin dapat menguasai akibatnya.
  11. Anak-anak akan berprestasi hanya jika mereka mau ikut serta dalam kompetisi.
  12. Biasanya anak-anak akan terus berprestasi jika mereka melihat hubungan antara proses belajar dan hasil-hasilnya” (Dr.Sylvia Rimm, Mengapa Anak Pintar Memperoleh Nilai Buruk, PT Grasindo Jakarta 1997, hal xxi-xxii).

3. Ikut serta dalam pengembangan masyarakat

3.1.Keluarga sebagai sel pertama dan vital bagi masyarakat
Keluarga sungguh menjadi sel pertama atau basis bagi kehidupan bersama di tingkat yang lebih luas dan besar seperti masyarakat. Pengalaman hidup dalam keluarga atau apa yang diperoleh di dalam keluarga akan menjadi bekal perjalanan hidup di masyarakat: relasi orangtua dan anak, relasi kakak dan adik, relasi anggota keluarga dan pembantu rumah tangga dan relasi dengan teman-teman sepermainan. Bagaimana pengalaman anak berrelasi dengan orangtua akan menentukan atau mempengaruhi relasi mereka dengan atasan, relasi dengan kakak/adik akan mempengaruhi relasi dengan rekan kerja senior/yunior, relasi dengan para pembantu akan mempengaruhi relasi dengan mereka yang miskin, berkekurangan atau kurang dari pada kita, sedangkan relasi dengan teman sepermainan akan mempengaruhi hidup bersama atau kerjasama di manapun. Maka untuk itu penting diperhatikan bagaimana komunikasi yang hidup dan terjadi di dalam keluarga.

Sarana-prasarana komunikasi berkembang pesat pada saat ini, tetapi rasanya komunikasi antar pribadi yang saling mengasihi dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan tubuh/kekuatan semakin pudar. Suasana atau mental bisnis, efisiensi, telah mempengaruhi hidup bersama termasuk hidup berkeluarga. Komunikasi yang terjadi memang efisien tetapi tidak efektif. Komunikasi antar kita hendaknya efisien dan efektif, artinya berkualitas mempengaruhi yang berkomunikasi untuk tumbuh berkembang sebagai pribadi yang cerdas beriman. Komunikasi yang demikian memang membutuhkan waktu dan tenaga alias kehadiran secara phisik, maka baiklah di dalam keluarga disediakan waktu khusus untuk saling bertemu, berrekreasi, makan bersama, doa bersama dst..    

3.2. Keluarga sebagai ‘pewarta Kabar Gembira”

Suami-isteri katolik ketika mengawali hidup berkeluarga antara lain berjanji untuk “menjadi ayah atau ibu yang baik bagi anak-anak yang dipercayakan kepada kita, dan mendidik mereka menjadi murid Yesus Kristus yang setia”, dengan kata lain ingin menjadi keluarga sebagai ‘pewarta Kabar Gembira’. Maka bina iman di dalam keluarga, entah bagi suami-isteri sendiri maupun anak-anak perlu memperoleh perhatian yang memadai. Tanda bahwa keluarga dapat menjadi ‘pewarta Kabar Gembira’ antara lain apa yang terdengar atau tersiarkan dari keluarga adalah apa-apa yang baik; dan apa yang disebut baik senantiasa berlaku umum atau universal. Anak-anak diharapkan juga tumbuh berkembang lebih baik daripada orangtuanya.

Salah satu buah keluarga yang baik antara lain anak-anak tumbuh berkembang menjadi kader-kader dalam hidup bersama, bermasyarakat maupun menggereja. Seorang kader berarti orang yang fungsional menyelamatkan bagi lingkungan hidupnya dan yang bersangkutan senantiasa ‘survival’ dalam segala cuaca dan keadaan. Seorang kader berfungsi bagi lingkungan hidupnya bukan karena dukungan orang lain atau rekomendasi orang yang berpengaruh, melainkan karena dirinya sungguh bermutu sebagai pribadi atau ciptaan Tuhan alias cerdas beriman. Jika ia tidak difungsikan maka ia akan ‘merebut’ fungsi dengan kehadiran dan cara hidup atau cara bertindaknya.  Maka baiklah anak-anak sedini mungkin difungsikan dalam kehidupan bersama di dalam keluarga: diberi peran dalam kehidupan dan demi kebahagiaan/kesejahteraan keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya. Keluarga sungguh menjadi ‘pewarta Kabar Gembira’ ketika anggota keluarga sungguh fungsional bagi keselamatan lingkungannya, anak-anak tumbuh berkembang menjadi kader hidup bersama, dan kiranya juga ada yang terpanggil secara khusus untuk menjadi imam, bruder atau suster.    

4. Berperansetra dalam kehidupan dan misi Gereja

4.1.Selain menjadi sel pertama dan vital bagi masyarakat, keluarga juga menjadi sel pertama dan vital dalam kehidupan Gereja, maka keluarga sering disebut sebagai “Gereja mini” atau ‘miniatur Gereja’, apalagi jika seluruh anggota keluarga sama-sama beragama katolik. Maka baiklah disadari dan dihayati bahwa relasi atau komunikasi antar anggota keluarga merupakan komunikasi iman dan kiranya di dalam keluarga perlu juga diselenggarakan kegiatan doa atau pendalaman iman bersama. Saya sendiri sangat terkesan ketika diminta memberkati rumah baru, ternyata pemilik rumah juga membangun kamar atau ruang khusus untuk berdoa, dimana di kamar tersebut ada altar/meja kecil, salib, patung Bunda Maria dan Hati Yesus Yang Mahakudus. Tanpa saya bertanya si pemilik rumah sendiri berceritera bahwa sengaja membangun kamar khusus yang dapat digunakan untuk doa pribadi/meditasi atau doa bersama dalam keluarga. Tentu saja doa bersama juga dapat dilakukan dalam tempat biasa seperti kamar makan, misalnya sehari/seminggu sekali diadakan acara makan bersama dan selesai makan kemudian disusul doa bersama; doa sebelum dan sesudah makan dipimpin secara bergantian oleh anggota-anggota keluarga. Di samping kegiatan liturgis ini kiranya juga penting di dalam keluarga sering diselenggarakan pendalaman iman antara lain sharing pengalaman hidup atau pembacaan kitab suci bersama.

4.2. Keluarga juga diharapkan berpartisipasi dalam kegiatan misi atau tugas perutusan Gereja, yang melanjutkan tugas perutusan para rasul dari Yesus :”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:18-20)
4.2.1.Jadikanlah semua bangsa muridKu”. Menjadi murid Yesus berarti menjadi sahabat-sahabat Yesus alias menghayati sabda-sabdaNya serta meneladan cara bertindakNya. Salah satu cara bertindak yang mungkin baik menjadi teladan kita masa kini antara lain: “memberi makan yang kelaparan, memberi minum yang kehausan, memberi  tumpangan pada orang asing, memberi  pakaian yang telanjang, melawat atau mengunjungi yang sakit, mengunjungi yang berada dalam penjara” (lihat Mat 25:35-36)
4.2.2.“Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
Dibaptis berarti dibersihkan atau disisihkan seutuhnya bagi Tuhan, maka membaptis berarti menyisihkan seutuhnya kepada Tuhan. Kita semua diciptakan dan dikasihi oleh Tuhan, dan karena dosa dan kelemahan kita menjauh dari Tuhan. Menyisihkan diri kita dan sesama serta ciptaan lainnya bagi Tuhan antara: mengelola atau mengurus hal-ikhwal atau seluk-beluk dunia ini dijiwai oleh iman kita pada Yesus Kristus, menyehatkan aneka aturan, kebijakan, struktur hidup bersama yang merangsang ke perilaku dosa dst.. sehingga kita sendiri dan sesama kita memiliki budaya Tuhan Yesus: cara melihat, cara berpikir, cara merasa, cara bersikap dan cara bertindak sesuai dengan cara Yesus.             
4.2.3.“Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”
Perintah utama dan pertama dari Yesus adalah ‘saling mengasihi’, maka kita semua dipanggil untuk senantiasa hidup saling mengasihi serta mengingatkan orang lain atau sesama kita untuk menyadari dan menghayati diri sebagai ‘yang terkasih’ dan kemudian saling mengasihi satu sama lain. “Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku” (1Kor 13:3)      

5.      Sekelumit perihal komunikasi.

Sarana-prasarana komunikasi berkembang pesat: HP, internet, TV, dll, yang memudahkan orang untuk saling berkomunikasi secara efisien dan efektif. Namun sayang bahwa komunikasi tersebut lebih bersifat dangkal, dalam arti terjadi pada tingkat phisik dan belum sampai ke tingkat spiritual atau bahkan hanya sebatas tingkat phisik saja seperti bisnis dll.. Komunikasi pada tingkat spiritual mengalami erosi terus menerus.

Cintakasih yang menyatukan laki-laki dan perempuan menjadi suami-isteri yang saling mengasihi sangat dipengaruhi oleh kwalitas komunikasi antar pasangan yang bersangkutan. Ingat bahwa Yesus mengajarkan kepada kita agar mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tenaga atau tubuh, dengan kata lain komunikasi antar suami-isteri yang saling mengasihi harus melibatkan hati, jiwa, akal budi dan tubuh/tenaga sepenuhnya atau seutuhnya. Empat unsur tersebut, hati, jiwa, akal budi dan tubuh/tenaga tidak dapat dipisah-pisahkan dan hanya dapat dibedakan dalam rangka saling mengasihi. Jika orang memisah-misahkan unsur tersebut atau tidak tidak menghayati sepenuhnya keempat unsur tersebut, maka sebenarnya yang bersangkutan tidak dapat mengasihi. Tidak sepenuh hati berarti sakit hati, tidak sepenuh jiwa berarti sakit jiwa, tidak sepenuh akal budi berarti ‘bodoh’ dan tidak sepenuh tenaga/tubuh berarti ‘sakit’ atau lemas.

Kata komunikasi berasal dari kata bahasa Latin communicare yang antara lain berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, bertukaran/tukar-menukar, memiliki bersama, mempunyai sesuatu yang sama dengan seseorang, ikut mempunyai bagian dalam sesuatu dengan seseorang. Dari berbagai arti di atas kiranya dapat kita pahami bahwa dalam berkomunikasi terjadi saling memberi dan menerima; berkomunikasi dalam kasih berarti saling memberi dan menerima (isi)hati, jiwa, akal budi dan tubuh/tenaga. Karena laki-laki dan perempuan diciptakan oleh Allah sebagai yang sepadan (lihat Kej 2:20), dan dengan demikian laki-laki dapat berkata kepada perempuan (suami kepada isteri):”Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”(Kej 2;23), maka laki-laki dan perempuan, lebih-lebih yang menjadi suami-isteri, “berdiri sama tinggi, duduk sama rendah”, tidak ada yang di atas dan tidak ada yang di bawah. Begitulah hendaknya yang terjadi dalam berkomunikasi atau dalam saling mengasihi antar suami-isteri.

Secara secara praksis sosial kemasyarakatan kita kenal adanya ‘kepala keluarga’, entah patriarchal atau matriarchal, sehingga terjadi perbedaan. Namun hendaknya perbedaan yang ada dihayati sebagai yang fungsional, artinya berfungsi untuk semakin saling mengasihi. Ingat laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain (tubuh, sifat dst..) dan karena berbeda maka saling tertarik, mendekat dan saling mengasihi. Perbedaan memang dapat menjadi masalah, tetapi ingat bahwa apa yang disebut masalah adalah sesuatu yang menggerakkan atau memotivasi kita untuk bertindak atau mengerjakan sesuatu. Maka baiklah ketika ada perbedaan antar suami-isteri, entah dalam hal hati, jiwa, akal budi atau tubuh, hendaknya dihayati sebagai ‘jalan’ atau ‘wahana’ untuk saling berkomunikasi, saling mendekat dan saling mengasihi dengan saling memberi dan menerima hati, jiwa, akal budi dan tubuh secara lebih penuh atau utuh. Karena ‘dia, tulang dari tulangku dan dagin dari dagingku’, maka laki-laki dan perempuan atau suami-isteri, yang sungguh berbeda satu sama lain, yang saling mengasihi lambat laun laki-laki dan perempuan yang berbeda tersebut tumbuh berkembang bagaikan ‘manusia kembar’. (catatan: silahkan anda bercermin bersama dalam satu cermin dan pandanglah wajah anda berdua..jika semakin nampak bagaikan manusia kembar berarti anda sungguh saling mengasihi dan berkomukasi dengan benar dan baik).