Entri Populer

Jumat, 04 Maret 2011

Melihat Kemiskinan dengan Hati dan Tindakan Nyata

TAK banyak akademisi yang sanggup, memainkan sekaligus peran sebagai pemotret realitas kemanusiaan. Akademisi yang tak hanya berkategori "tukang", melainkan akademisi organik yang ikut terlibat dalam denyut kehidupan masyarakatnya.
Salah satu di antaranya adalah Amartya Sen, seorang pemikir ekonomi asal India. Ia orang yang menelurkan teori tentang hubungan keadaan ekonomi dengan keadaan nonekonomi tersebut. Sen menyatakan bahwa kemiskinan berhubungan langsung dengan demokrasi.
Jadi, dalam konteks Indonesia, ketika demokrasi belum bersinergi dengan upaya penyejahteraan rakyat, maka bukan demokrasi yang mesti disalahkan. Akan tetapi, substansi demokrasi itu sendiri yang belum muncul secara nyata. Demokrasi Indonesia masih prosedural, belum menyentuh tataran substansial. Secara eksplisit, Sen mengaitkan kelaparan dengan sistem sosial yang berlaku. Ia menentang anggapan umum bahwa kelaparan terjadi karena kelangkaan makanan. Wabah kelaparan, ujar Sen, tak pernah terjadi di masyarakat yang demokratis (Poverty and Famines An Essay on Entitlement and Deprivation, 1981).
Senmengatakan teori-teori itu bukan sekadar sebagai filsafat ekonomi, tetapi didukung oleh argumen-argumen matematis yang kukuh. Ia, misalnya, dianggap ber-jasa karena memberi persamaan/rumus matematis yang jadi dasar bagi indeks kemiskinan dan kini lazim digunakan dalam studi pembangunan. , Ada lagi sosok seorang Muhammad Yunus. Hugo Chavez, presiden Venezuela menyebut Muhammad Yunus sebagai "teladan perjuangan melawan kemiskinan" pada 2006 yang lalu. Dari sosok Yunus, kita bisa belajar bahwa keinginan kuat untuk maju dan impian satu orang saja bisa memengaruhi banyak orang, bahkan bisa memengaruhi suatu negara atau dengan kata lain changing the world . Muhammad Yunus sendiri merupakan dekan Fakultas Ekonomi salah satu Universitas terkenal di Bangladesh.
Bencana kelaparan yang melanda negerinya, membuat beliau memutuskan untuk keluar dari kampus dan belajar mengenai ekonomi langsung dari masyarakat desa. Muhammad Yunus merasa, teori-teori ekonomi yang diajarkannya di kampus tidak menggambarkan kondisi rii yang ada. Yunus merasa bahwa keberadaan kampus dan seluruh pendidikan yang diajarkannya, tidak memberikan pengaruh terhadap kehidupan rakyatnya. Padahal, seharusnya pendidikan bisa bermanfaat paling tidak untuk masyarakat di sekelilingnya. Teori-teori akademik temyata ibarat menara gading, yang tak berdaya menjadi solusi bagi upaya memerangi kemiskinan," katanya.
Dari sinilah, Muhammad Yunus mempelajari teori ekonomi baru dari orang-orang miskin. Muhammad Yunus berusaha untuk mulai memberikan kredit tanpa agunan kepada kaum-kaum miskin, terutama wanita melalui Grameen Bank atau Bank pedesaan yang didirikannya. Selama lebih dari 24 tahun berdiri, Grameen Bank telah berhasil memberikan kredit kepada tujuh juta orang miskin di Bangladesh yang 58 persen peminjamnya berhasil diangkat dari kemiskinan.
Kita jadi mengetahui perjalanan beliau saat mendirikan bank ini, serta hal apa yang mendasari hingga Muhammad Yunus menciptakan jenis bank model baru. Cerita penuangan Muhammad Yunus menjadi bagian paling menarik karena begitu mengharukan, menyentuh, dan menggugah rasa empati kita. Apakah mungkin dalam situasi serbapragmatis sekarang, entitas perbankan mau "mengambil risiko" memberikan kredit bagi mayoritas kaum tak berpunya? Akan tetapi, "anomali" itulah dilakukan Muhammad Yunus, yang sanggup melihat kemiskinan dengan hati, lalu melakukan perbaikan dengan tindakan nyata.
Kita tentu berharap akan selalu muncul sosok-sosok semacam Sen dan Yunus, yang mendedikasikan dirinya bagi upaya penyejahteraan manusia. Memupus dan mendobrak segala sistem yang mendiskriminasi.

"Akademisi yang tak hanya berkategori "tukang", melainkan akademisi organik yang ikut terlibat dalam denyut kehidupan masyarakatnya. Muhammad Yunus merasa, teori-teori ekonomi yang diajarkannya di kampus tidak menggambarkan kondisi rii yang ada. Muhammad Yunus berusaha untuk mulai memberikan kredit tanpa agunan kepada kaum-kaum miskin, terutama wanita melalui Grameen Bank atau Bank pedesaan yang didirikannya. Kita jadi mengetahui perjalanan beliau saat mendirikan bank ini, serta hal apa yang mendasari hingga Muhammad Yunus menciptakan jenis bank model baru. Akan tetapi, "anomali" itulah dilakukan Muhammad Yunus, yang sanggup melihat kemiskinan dengan hati, lalu melakukan perbaikan dengan tindakan nyata. Kita tentu berharap akan selalu muncul sosok-sosok semacam Sen dan Yunus, yang mendedikasikan dirinya bagi upaya penyejahteraan manusia."

1 komentar:

  1. Halo,
    Saya Juan Diego, pemberi pinjaman pinjaman swasta yang memberikan pinjaman kesempatan waktu hidup. Apakah Anda membutuhkan pinjaman mendesak untuk melunasi utang Anda atau Anda membutuhkan pinjaman untuk meningkatkan bisnis Anda? Anda telah ditolak oleh bank dan lembaga keuangan lainnya? Apakah Anda membutuhkan pinjaman konsolidasi atau hipotek? mencari lebih karena kami berada di sini untuk membuat semua masalah keuangan Anda sesuatu dari masa lalu. Kami meminjamkan dana kepada individu yang membutuhkan bantuan keuangan, yang memiliki kredit buruk atau membutuhkan uang untuk membayar tagihan, untuk berinvestasi di bisnis pada tingkat 2%. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu Anda bahwa kami memberikan bantuan yang handal dan penerima dan akan bersedia untuk menawarkan pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini melalui email di: (diegosaintloans@outlook.com)

    BalasHapus